Teknik Berani Mengawali & Mengakhiri Sebuah Cerpen
26 November, 2007 at 8:08 pm hariesaja 9 komentar
…….Bpk Harie, ulun salah satu penikmat sastra jua…
Ni lg belajar nulis2 cerpen..n esai
Cuma kadang2 bingung waktu mbuat endingnya,,pasti kada seperti yang diharapkan..
Btakun lawan pian.. Kyapa caranya biar bikin awal dan ending yang keren??
Makasih sebelumnya
Slam kenal.. Aulia Rachman…..
Tulisan di atas adalah komentar Aulia Rachman yang sengaja saya letakkan di atas agar saya tetap fokus dengan apa yang ditanyakannya. Berikut adalah cara saya untuk mengawali dan mengakhiri sebuah cerpen. Maaf jika tak berkenan. Toh saya masih pemula.
Dalam kelas penulisan kreatif di sanggar sastra Darul Hijrah Putri Martapura, saya selalu mengingatkan agar berhati-hati ketika mengawali sebuah cerpen. Saya menganggap bagian awal adalah saat-saat dimana cerpen menawarkan daya pikat (sebut saja rayuan kepada pembaca) agar diperhatikan. Dan, ketika menutupnya, justru lebih berhati-hati lagi. Anggap saja tulisan ini adalah strategi seorang pengarang dalam menyampaikan karangannya kepada pembaca.
Apa strateginya? Untuk tujuan apa strategi tersebut?
Setiap orang memiliki strategi dan tujuannya masing-masing. Entahlah bagi mereka yang tak mau pusing dengan urusan semacam ini. Logikanya begini, setelah Anda membuka cerita dan pembaca memperhatikannya dengan serius, sampai-sampai pembaca terbius, penasaran, apa yang akan Anda lakukan setelah itu? Apakah Anda tiba-tiba akan berteriak bahwa Anda ternyata sedang berbohong, atau Anda mengatakan bahwa cerita itu cuma terjadi dalam mimpi saja?
Biarlah sementara menjadi pertanyaan karena saya menulis ini jam 3 pagi. Bukankah jam-jam seperti itu orang-orang sedang memanjakan rasa kantuknya? Saya minta ijin untuk tidur. Besok [Insya Allah] dengan perasaan yang segar, diskusi ini kita lanjutkan. ( Bersambung…)
Entry filed under: Tips Mengarang Cerpen.
9 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan ke ugie Batalkan balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. Rn_Gipsi | 30 November, 2007 pukul 11:00 am
Mas Harie..aku sekarang juga ge mencoba untuk menulis lagi walaupun uda lama bgt aku berhnt,banyak pikiran2 yang ingin ku tuangkan tapi setiap akan memulai aku akan terhenti di tgh jalan krn bingung dan kehilangan kata2,Aku tertarik dgn cara Mas Harie menuangkan kt2 aku mncb belajar lg dn kali ini insyllh siap memperlihatkn tulisn ku untuk di komentari,tapi smp skrg aku sll bgng u/ memberikan sbh judul untuk tulisan itu,adakah sst yg bisa disampaikan untk aku belajar lbh byk lg? thx..{Rn}
2. ara Ska | 7 Desember, 2007 pukul 9:40 pm
he he
menurut auk sih ri” tips yg paling mudah bikin cerpen = No tips,
klo dipaksa juga bikin tips = tuliskan apa yg ingin kamu tuliskan, biarkan mengalir bagai air, hingga menemui muara lautan, lalu berenanglah, lalu menyelamlah didalamnya, jadikan dirimu bagian dari lautan itu, karena lautan adalah air itu sendiri, tiada beda dengan diri kamu.
Kalau yang baca ini orang sastra, maka dia akan mengerti maksudnya, kalau tidak…., monggo silahkan tanya? entar dijawab! tapi yg bagus itu kalau ente ri” yg jawab! baru nanti aku sambung!
ara Ska – Bjm.kalsel
KASSBSS-TPCL
Partner Line – Sastra
3. sandi | 9 Desember, 2007 pukul 5:30 pm
He..he..he… :b tanggapan buat ara..
4. ahsani taqwiem | 19 Mei, 2008 pukul 7:38 am
kalau nulisnya ngalir aza bisa ga yah bikin cerpen bagus, sedangkan kt bagus pun relatif maknanya bagi sebagian olang. tipa yang OK bang, lagi dung biar nyedot ilmu bwt bkn cerpen.
wYm
5. ugie | 6 Juni, 2008 pukul 11:25 am
Salam,
Mampir sejenak. Lama tak menulis cerpen, siapa tahu bisa semangat lagi nulis cerpen. Wong lagi kebanyakan nulis nonfiksi. He… he… he….
Salam dari Semarang
6. alea | 28 Juli, 2008 pukul 5:00 pm
mana sambungan tips nya Bang
kata harie :
Belum sempat nyambung. Tapi pasti ada sambungannya kok.
7. Deva | 3 Oktober, 2008 pukul 12:35 am
Maz,sambungannya mannah?
8. aku | 19 April, 2009 pukul 4:16 pm
aku cuma mo tanya,
begini, aku kan moo ikut seperti sebuah seleksi gitu lah, AFS exactly
di antara seleksi itu, aku harus menulis sebuah karangan. yg mau aku tanyain, gimana sih nulis karangan yg mencerinkan intelektualitas, kreatifitas, kepribadian, dan psikologi diri???
aku masih bingung.
please, bales…
9. inuel | 26 Maret, 2010 pukul 9:57 pm
heheheh, tidur dolo Om :D, tak lanjutin deh bacanya hehe