Teman Ngeblog

Dulu sekali, entah kekuatan apa yang membuat saya memutuskan untuk ngeblog. Mungkin satu-satunya alasan sederhana adalah, saat itu teman-teman saya sudah saling punya blog. Akhirnya saya pun ngeblog sebelum mereka bertanya, “Apa blog kamu?”

Alasan itu boleh dijadikan senjata ampuh, menyerang saya kalau saat itu cuma ingin ikut tren. Tapi siapa sih yang ingin capek-capek mengatakan itu? Tidak penting juga, bukan?

Mengintip Aktifitas Blog Kayuhbaimbai.org

Namanya ngintip, pasti diam-diam. Sebelum ditulis, mo ajuin pertanyaan dulu nih..ente semua kan sering online…seberapa seringkah ente pada nengokin kayuhbaimbai.org?

Oke. Saya akan ceritakan kenapa saya pake ngintip-ngintip segala. Begini, ada isu yang berhembus dari angin utara mengabarkan bahwa list agregator stagnan. Sudah jarang yang posting, maksudnya. Masa, sih?

Membuktikan Langsung Bisnis Online

Jika kamu sering kesasar ke blog ini, berarti pernah dong baca tulisan satu ini? Bukan apa-apa, isinya sekadar review salah satu program Pay To Click (PTC) Indonesia saja kok. Tulisan itu awalnya iseng belaka, ketimbang tidak ada posting sama sekali. Ikut program tersebut juga sama isengnya. Sebuah keisengan dari seorang yang tidak berpengalaman. Bahkan tidak berani berharap banyak. Kalau ketipu, ya gak apa-apa, toh gak ngeluarin duit. Itu pikir saya. Paling cuma rugi tenaga. Tapi sekarang saya mau cerita sesuatu yang sungguh saya alami sendiri. Anggaplah tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya. Biar yang sudah baca tulisan ini tambah jelas. Kenapa harus dijelaskan lagi? Alasannya karena ini tentang bisnis online. Sebuah bisnis yang menuntut banyak kesaksian dan kepercayaan. Bukan sekadar menjual kata belaka.

Balada seorang blogger

Ada yang mengumpat malam ini. Luapan setumpuk kesal seminggu dalam sepi. Ia bilang, Bagaimana bisa posting kalau internetnya lelet. Di kursi yang berumur tua, tempat ia menitipkan lelah, matanya menancap tajam ke layar monitor. Aduhai, dikau, ahai. Gila. Server not found. Apakah kau masih ingin aku menjadi seorang blogger? Terdengar seperti gumam yang mengancam. Tak satu pun bisa menjawab. Buku, meja, kursi, gelas, semuanya bisu. Baginya, malam seperti menapaki tangga-tangga bosan. Awas. Ada satu posting yang sedang ia rencanakan. Lihatlah, ia tersenyum. Jangan khawatir, ia hanya ingin bercerita, tentang kisah cinta yang tidak setia. Percayalah, internet yang lelet, itu tidak romantis, bahkan tidak layak untuk dikatakan setia. itu katanya. Maka, putuskan saja.

Kopdar Episode IV dan lain-lain

19 Juli 2008 kemarin, Kopdar Komunitas blogger Kalsel episode IV dilaksanakan di kota Banjarbaru. Mengenai penting atau tidak kopdar itu sendiri akan saya tanggapi secara pribadi bahwa itu semua tergantung tujuan masing-masing. Adakah masing-masing membawa tujuannya?

Bagi mereka yang ingin bergabung, tentu saja Kopdar itu penting. Karena syarat bergabung, adalah mengikuti kopdar. Kecuali beberapa hal yang tidak memungkinkan seperti, jarak lokasi kopdar berjauhan dengan tempat tinggal, atau memang ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, maka kopdar tidak wajib. Maka, mereka tetap bisa menjadi anggota komunitas blogger Kalsel Kayuh Baimbai, dengan catatan di referensikan oleh anggotanya, minimal 3 orang.

Lantas, apa pentingnya kopdar bagi mereka yang sudah sering mengikuti kegiatan ini? Ada beberapa hal yang bagi saya terlalu cepat memvonis apabila kopdar yang selama ini dilakukan tidak penting. Apalagi menggunakan alasan, tidak ingin ikut kopdar karena tujuannya hanya untuk ‘beramian’. Itu tidak benar. Tapi bagi yang menganggapnya demikian, itu juga tidak salah. Karena, setiap kali kopdar, ‘beramian’ itu selalu ada. Tapi alangkah membosankan jika kopdar itu identik dengan serius.

Kopdar Blogger Kalsel Episode IV, di Banjarbaru

Entah apa yang ingin saya tulis. Intinya, 19 Juli 2008, atau sabtu besok,
Kopdar Episode IV Blogger Kalsel Kayuh Baimbai akan dilaksanakan di kota Banjarbaru. Ada dua agenda yang akan dilaksanakan dalam kopdar tersebut. Pertama, membicarakan tentang hal-hal yang belum selesai pada saat Kopdar episode III kemarin. Salah satunya, soal administrasi keanggotaan, logo komunitas dan rencana workshop ngeblog. Rapat ini akan menggunakan tempat di Book Cafe ruMahcerita Banjarbaru, persis di samping Museum Lambung Mangkurat. Di mulai pada Jam empat sore.

Membuat Fasilitas Download di wordpress.com

Catatan: Permisi buat semua empu wordpress.com, jika akhirnya saya juga ikut-ikutan menulis soal tips ngeblog di wordpress. Jika ada kesalahan, mohon diarahkan.

Tips ini saya tulis karena adanya motivasi ketika chat dengan seorang teman yang mengaku baru membuat blog di wordpress.com. Tapi demi menjaga privasi teman saya itu maka di sini tidak saya cantumkan nama dan URL blognya.

Melalui fasilitas chat dari yahoo.com, dia berulangkali menyebut dirinya gaptek. Sebab itulah ia minta diajarkan bagaimana caranya membuat fasilitas download di wordpress.com. Hal yang paling penting dan mendasar adalah, kata-kata gaptek yang ia ucapkan akhirnya membuat saya berpikir untuk membantu pemerintah Indonesia dalam upaya memberantas hal-hal yang berbau gaptek tersebut. Tapi jangan terlalu menuntut, anggap saja ini sebuah kebetulan. Mumpung saya bisa.

Ada banyak cara membuat fasilitas download. Sebenarnya wordpress.com sendiri juga telah bekerjasama dengan Box.net yang bisa dioperasikan melalui halaman widget. (Untuk bisa mengaksesnya, Anda wajib memiliki account terlebih dahulu di wordpress.com).

Agar fasilitas download bisa berjalan dengan lancar, maka kita yang harus menyediakan tempat penyimpanan data (file hosting) yang akan dijadikan objek download. Pertanyaannya adalah, dimana kita akan menyimpan data tersebut?

Karena Box.net bagi saya tidaklah menguntungkan, maka saya rekomendasikan untuk menggunakan layanan dari Ziddu.com atau Bizhat.com. Adakah nilai lebih yang didapatkan jika menggunakan kedua layanan tersebut?

Logo untuk Komunitas Blog Kalsel Kayuh Baimbai

Catatan: Carbon sudah ‘start’ duluan.

Jika Anda menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka di baliknya ada sejarah penting tentang siapa penggubahnya. Tapi bagaimana dengan yang ini?

Konon logo di atas merupakan konsep dari orang yang mengaku bernama “Carbon”. Logo itu dimaksudkan dalam rangka ikut menjadi peserta kompetisi pembuatan logo komunias Blog Kalsel Kayuh Baimbai. Informasi terlengkap saya dapatkan di forum Kampung Banjar. Ups, sebentar. Ada yang menyita perhatian saya. Kayuh Baimbai & Kampung Banjar. Kok, KB juga ya? hehehe…

Kembali soal logo.

Berhubung Komunitas Blog Kalsel Kayuh Baimbai belum punya logo dan ingin memiliki logo, maka pertanyaannya adalah, siapakah yang akan membuatnya? Siapakah orang yang beruntung itu? Mari kita tanyakan pada semua pengunjung yang membaca tulisan ini. Apakah Anda cukup berani menerima tantangan untuk membuat logo Komunitas Blog Kalsel Kayuh Baimbai? Jika iya, katakan ‘iya’, jika tidak, katakan ‘iya’. Loh? (jangan protes). Semangat dong..!

Bagi logo terpilih tentu saja akan mendapat imbalan yang nilainya tak bisa hanya dihargai dengan dolar, rupiah, ringgit dan lainnya. Tapi, mengutip tulisan Pakacil di forum Kampung Banjar “…bagi logo terpilih adalah didoakan oleh banyak orang dan mendapatkan tempat tersendiri dalam sejarah komunitas…”

Bagaimana?

Lihatlah, Carbon ‘start’ duluan.

Kopdar Episode 3, di Kayuh Baimbai…

Hari ini komunitas Blogger Kayuh Baimbai Kalsel melaksanakan Kopdar episode 3. Pesertanya tidak banyak kalau membandingkannya dengan jumlah blogger yang ada di Kalsel. Tapi dengan tulisan ini, setidaknya akan menjelaskan bahwa, komunitas Kayuh Baimbai tidak dapat menjadi patokan tentang seberapa banyak blogger yang ada di Kalimantan Selatan. Tapi jika sekadar data-data, mungkin bisa.

Kopdar yang dihadiri + 25 orang blogger Kalsel itu bertempat di SMK 2 Banjarmasin. Lokasinya persis dekat Unlam atau Taman Budaya Banjarmasin. Kegiatan di koordinasi oleh om Ari, Mansup, Shaleh, Ahsani Taqwiem dan anomali. Jauh hari sebelum kegiatan berlangsung, tim koordinator sudah mengirimkan undangan ke teman-teman yang memiliki blog di Kalsel. Bahkan om Ari juga berinisiatif mengundang langsung lewat SMS.

Tema kopdar yang dilangsungkan 22 Juni 2008 kali ini mengusung tema tentang tata tertib (jika tidak ingin disebut peraturan) untuk semua anggota yang tergabung di dalam Kayuh Baimbai. Berhubung saat ini Kayuh Baimbai sedang membuat blog komunitas versi baru (tunggu launchingnya), maka bagi teman-teman yang awalnya sudah berpatisipasi di http://kayuhbaimbaiblog.wordpress.com , akan di data ulang dan juga perlu mendaftar ulang sebagai bentuk keseriusan teman-teman bergabung di komunitas Blogger Kayuh Baimbai Kalimantan Selatan.

Sisi Lain dari Final Telkom Speedy Competition

Setelah beberapa hari tidak posting dan kebetulan di banua Kalsel baru saja ada momen yang berharga untuk dicatat, yakni tentang final telkom speedy competition (8 Juni 2008). Maka ijinkan saya ikut nyemplung dari sudut yang berbeda dan berusaha tetap mengikuti kedalaman arus catatan yang sudah diposting oleh teman-teman blogger Kalsel tentang kegiatan tersebut. Istilahnya, esensi tulisan ini bukan pada ajang final telkom speedy competition tetapi sekadar timbal balik yang saya rasakan dengan adanya kegiatan tersebut. Doakan saja saya tidak panik apalagi sampai tenggelam karena sudah menjadi kebiasaan tiap kali ingin berenang saya tidak pernah sedia pelampung. Apabila ada air yang cipratannya mengenai teman-teman, percayalah itu tak bisa dihindarkan. Bukankah kita sudah sama-sama berenang?

Seandainya Telkom Speedy Competition itu tidak ada, maka saya tidak punya alasan untuk menghubungi Amed, Mansup dan Pakacil. Barangkali Sapri dan Bintang Motor juga tidak punya alasan datang ke rumah saya untuk merencanakan soal keberangkatan ke acara final tersebut. Demikian halnya Shaleh dan Mia, akhirnya punya alasan untuk mengirim SMS. Dengan kata lain, Telkom Speedy Competition telah menjadi alasan kita untuk tetap saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

Semua proses itu saya analogikan seperti aktifitas pada sebuah blog. Bukankah mereka yang tadi saya sebutkan namanya adalah pengguna blog? Saya menganggap Telkom Speedy Competition adalah blog itu sendiri. Mereka yang berkompeten dengan kegiatan tersebut dengan sendirinya akan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Jika sebelumnya saya tak pernah saling ketemu dengan bungarembulan, aqsani taqwiem, anomali, bob, inas, ari, erwin (sekadar menyebut beberapa nama) lantas karena sama-sama ngeblog (baca: hadir dalam final telkom speedy competition), akhirnya saya bisa bertemu dengan mereka.

Teman-Teman Blogger Kalsel yang Baik…

Catatan: mmm…maafkan saya

Menjelang batas waktu ajang lomba blog yang telah ditentukan panitia Telkom Speedy Competition, yakni 30 Mei 2008, muncul wacana baru setelah pihak panitia memutuskan untuk perubahan kategori pemenang lomba.

Percayalah, tulisan ini tidak memihak sesiapapun. Murni atas pemikiran pribadi saya setelah mengikuti perkembangan Telkom Speedy Competition. Secara logika saja, untuk yang tidak sependapat mengenai penilaian desain blog dihapuskan, sudah bisa di ‘teropong’ betapa tidak adilnya jika hal itu diberlakukan. Satu-satunya yang menjadi kemurnian sebuah blog adalah memperhatikan posting, karena itu adalah hakikat sebuah blog yang sebenarnya. Lantas apakah desain tidak penting? Tunggu dulu, saya tidak ingin gegabah menjawab ini. Sebenarnya masih ada satu lagi pertanyaan yang perlu diajukan jika panitia tetap memberlakukan lomba ini dengan sebutan ‘desain blog’. Pertanyaan itu adalah tentang bagaimana kita memaknai desain blog itu sendiri.

Teori Meme apakah juga berlaku dalam dunia blog?

Catatan: Meme bukan nama seorang perempuan atau laki-laki tapi boleh Anda jadikan sebagai nama jika Anda terlanjur menyukainya.

Ada cerita pada tahun 1952, bahwa para ilmuwan Jepang pernah ‘menggoda’ monyet dengan ubi yang mereka tumpuk di pantai. Tujuannya agar monyet-monyet itu mau keluar dari persembunyiannya. Usaha itu berhasil. Monyet Jepang (Macaca fuscata) memang menyukai rasa ubi tapi tidak pasir yang melekat pada ubi yang di tumpuk oleh para ilmuwan tersebut. Bagaimana memisahkan pasir itu dari ubi dapat diselesaikan oleh salah seekor monyet dengan cara mencucinya di sungai. Ketika monyet lain melihat cara monyet tadi mencuci ubi di sungai, lantas monyet-monyet lain pun meniru cara tadi.

Kaitannya dalam Meme, Richard Robinson dalam buku Murphy’s Law menuliskannya begini, “bagi kita manusia, rentang meme terhampar lebih luas, lebih jauh sekadar mencuci ubi. Semua yang dipelajari dan diwariskan dari generasi ke generasi adalah meme..”